Perkembangan anak usia 1-2 tahun & Apa Yang Harus Diajarkan

Perkembangan anak memang tidak selalu sama, akan tetapi orang tua tetap perlu memantaunya.  Secara umum, tahapan tumbuh kembang anak bisa dikategorikan berdasarkan usia. Berikut perkembangan anak usia 1-2 tahun yang dapat dijadikan acuan.

Aspek Perkembangan Anak

Secara umum, tumbuh kembang anak meliputi motorik halus, motorik kasar, kemampuan kognitif (bahasa, keterampilan berfikir, sains,seni) dan sosial emosional. Aspek perkembangan anak dapat mengacu kepada tahapan usianya. Berikut klasifikasi perkembangan anak usia 1-2 tahun.

Usia 13-18 bulan

Pada usia ini, anak mulai menunjukkan empati dan suka bermain bersama anggota keluarga. Dapat berdiri dan berjalan tanpa bantuan, naik tangga dengan bantuan, mulai suka mencorat-coret dan dapat mengerti instruksi singkat.

Selain itu, anak juga sudah mampu menirukan gerakan orang dewasa dan belajar bahwa setiap objek memiliki fungsi. Contoh menggunakan telepon dengan meletakkannya di telinga. Beberapa bayi mengalami pertumbuhan dua gigi depan atas dan dua gigi bawah depan. Timbulnya gigi geraham bisa menyebabkan rasa sakit.

Untuk makan, anak butuh sekitar 1000 kalori per hari untuk melanjutkan pertumbuhan yang sesuai. Perbanyak makanan padat untuk menutupi kebutuhan gizinya dan kurangi terlalu banyak meminum susu.

Kemampuan bahasa anak usia 13-18 bulan dapa menyatakan kebutuhannya melalui bahasa isyarat, seperti membawa buku jika ingin dibacakan. Mengetahui nama-nama bagian tubuh. Dapat mengucapkan beberapa kata dengan jelas dan suka mengikuti nyanyian.

Permainan Anak Usia 1-2 Tahun Di Rumah

 

Usia 19-24 bulan

Pada usia ini anak mulai dapat membedakan diri sendiri dan orang lain berdasarkan usia dan jenis kelamin. Ia pun memiliki berbagai kosakata untuk menunjukkan ekspresinya. Kemampuan motorik kasarnya pun berkembang, ia dapat berjinjit, melompat pelan, melempar bola, lebih suka mendorong kereta bayi dari pada menaikinya.

Saat usia 19-24 bulan, anak lebih aktif dan penuh petualangan sepanjang hari. Berlarian, berjalan, memanjat, bergelantungan, menaiki tangga dan dapat berpegangan pada sisi tangga, sedangkan kedua kaki selalu berada di anak tangga yang sama. Anak juga akan senang dengan berbagai aktivitas di taman.

Untuk kebutuhan kalsium dan pertumbuhan giginya, beri ia susu sebanyak 480 sampai 960 cc perhari. Ajarkan kebersihan dan kerapihan diri, contoh menggosok gigi, mencuci tangan sebelum dan sesudah makan. Pada usia ini, anak juga dapat memakai sendal atau sepatu, meski sering terbalik antara kanan dan kiri.

Anak mulai menyadari sebab akibat, tetapi belum mengerti hal yang membahayakan. Contohnya, mengerti proses membuka dan menutup pintu, tetapi belum mengerti bagaimana agar tidak terjepit pintu. Ia pun belajar bahwa segala sesuatu memiliki nama, sehingga sering bertanya, “ini apa?” Karena anak sudah lebih mengerti makna dari sesuatu yang disampaikan, ajarkan anak untuk menjauhi hal-hal yang membahayakan. “Itu kompor, tidak dipegang ya, panas.”

Diusia anak yang perlu bereksplorasi, pengawasan orang tua juga harus lebih ketat. Meski mengkhawatirkan keselamatan anak, memberikan terlalu banyak larangan justru akan menghambat tumbuh kembangnya. Contoh: “Jangan lari-lari, nanti jatuh. Mainnya duduk di sini saja ya.” Kalimat larangan ini dapat membuat anak minim bergerak. Pedahal banyaknya gerakan akan memperkuat perkembangan ototnya.

Selain mengetahui tahapan perkembangan anak, orang tua juga perlu tahu cara menstimulasi tumbuh kembangnya serta menyikapi tingkah lakunya. Setiap anak memiliki dorongan secara naluriah untuk melakukan hal-hal yang menjadi kebutuhannya, jangan sampai karena faktor ketidak tahuan, kita justru menghambat perkembangannya.

Scroll to Top