Apa itu sel dendritik menjadi pertanyaan bagi mayoritas orang. Sebab, digadang-gadang mampu melawan Covid-19, benarkah begitu?
Mengingat kasus pandemi Covid-19 yang belum kunjung membaik, pemerintah berupaya menemukan solusi untuk mengatasinya.Saat ini, mantan Menteri Kesehatan menggagaskan Vaksin Nusantara menggunakan sel dendritik yang kini dilaporkan sedang dalam tahap uji klinis fase 2, di RSUP Dr. Kariadi Semarang, Jawa Tengah.
Apa Itu Sel Dendritik?
Bagi yang paham dengan istilah-istilah kedokteran, mungkin tidak asing dengan sel dendritik. Tetapi bagi sebagian besar masyarakat awam, tentu hal ini menjadi pertanyaan besar. Apalagi, sejauh ini hanya Vaksin Nusantara yang menggunakan sel dendritik untuk melawan Covid-19.
Mengutip dari sciencedirect.com, sel dendritik ialah sel penyaji antigen bawaan khusus, memiliki kemampuan untuk memulai serta mengatur respon imun yang dimediasi sel & humoral. Sel dendritik bisa disebut juga perantara sistem kekebalan turunan menuju sistem kekebalan tiruan.
Dalam jurnal Frontiers Immunology 2019, disebutkan bahwa sel dendritik ialah bagian sistem imun yang menghubungkan imunitas bawaan & adaptif. Fungsi utamanya ialah untuk menangkap, memproses, & menghadirkan antigen ke sel imun lain agar terangsang dan membentuk antibody.
Bagaimana Cara Kerja Sel Dendritik?
Penggunaan teknologi sel dendritik untuk vaksin, pada dasarnya bukan hal baru dalam dunia medis. Dalam jurnal Medical Hypotheses 2021, metode ini digunakan sebagai terapi imun melawan kanker, contohnya melanoma (kanker kulit) dan kanker prostat.
Pada umumnya, vaksin mengandung antigen yang merupakan bagian dari virus yang dilemahkan dan memancing tubuh membentuk antibodi untuk melawan. Vaksin sel dendritik berbeda dengan vaksin lainnya. Vaksin Nusantara ini dibuat dengan mengeluarkan sel dendritik dari dalam tubuh, lalu memasukkannya lagi.
Setelah darah diambil dari orang yang akan divaksin, tenaga ahli lalu akan menumbuhkan sel prekursor dendritik secara spesifik. Pada sel prekursor, nantinya diberikan senyawa khusus supaya bisa tumbuh menjadi sel dendritik
Cara mengeluarkan sel dendritik ialah dengan mengambil darah orang yang akan divaksin. Setelah diambil darahnya, orang itu diperbolehkan pulang, tenaga ahli akan menumbuhkan sel dendritik di laboratorium. Melalui sel darah putih , akan diambil sel dendritik yang selanjutnya dikenalkan dengan virus Covid-19. Lalu, setelah sel dendritik itu menjadi pintar dan menjadi vaksin barulah disuntikan kembali pada pemilik darah.
Perlu waktu, sekitar 2-3 hari untuk masa inkubasi. Pada masa itu, sel dendritik diberikan antigen. Sesudah sel dendritik dianggap dewasa dan sudah terpapar antigen, sel tersebut disuntikkan kembali ke orang yang sama (pemilik darah yang diambil sebelumnya).
Siapa Yang Mencetuskan Vaksin Nusantara Menggunakan Sel Dendritik?
Seperti sudah disinggung sebelumnya, bahwa vaksin nusantara menggunakan sel dendritik ini dicetuskan oleh Mantan Menteri Kesehatan, yaitu Dr. Terawan Agus Putranto. Beliau adalah Mantan Menteri Kesehatan pada Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Ma’ruf Amin.
Dr. Terawan menjabat sejak 23 Oktober 2019 sampai 23 Desember 2020. Sebelumnya ia merupakan seorang dokter militer yang juga menjabat sebagai Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (Gatot Subroto) dan Ketua Tim Dokter Kepresidenan.
Dalam pengembangan Vaksin Nusantara, Dr. Terawan bekerja sama dengan perusahaan farmasi PT Rama Emerald Multi Sukses, yang lebih dikenal dengan Rama Pharmas. Vaksin ini juga di teliti oleh beberapa peneliti Indonesia dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) dan juga Universitas Diponegoro (Undip).
Hingga akhirnya dibuatlah komitmen penelitian pengembangan vaksin Covid-19 berpusat di Semarang, Jawa Tengah (RSUP dr. Kariadi Semarang)
Kapan Vaksin Nusantara Dikembangkan?
Salah satu peneliti vaksin nusantara, Dr Yetty Movita Nency, SPAK, menjelaskan bahwa pengembangan vaksin dimulai Oktober 2020. Adapun penyuntikan uji klinis tahap I, pada 23 Desember 2020 sampai 6 Januari 2021.
Bagaimana Hasil Uji Klinis Vaksin Nusantara?
Yetty di RSUP dr Kariadi Semarang menjelaskan bahwa hasil uji klinis tahap 1 dari 27 subyek, terdapat 20 keluhan ringan. Ada keluhan sustemik juga local, berupa berupa lemas, mual, nyeri otot, nyeri sendi, demam, dan menggigil. 20 keluhan ringan tersebut membaik tanpa obat sama sekali, seperti vaksin lainnya. Melalui pengamatan, ada peningkatan antibodi pada minggu ke 4.
Untuk memastikan keamanan Vaksin Nusantara, uji klinis fase dua yang saat ini sedang berjalan menggunakan subjek lebih banyak, yaitu 180 orang. Rencananya, fase tiga terkait penentuan dosis yang akan dilakukan penyuntikan pada 1.600 orang. Adapun sukarelawan vaksin saat ini berasal dari berbagai kalangan, rentang usianya adalah 18-59 tahun.
Kapan Vaksin Nusantara Diedarkan?
Dr. Yetty menjelaskan bahwa Vaksin Nusantara ditargetkan beredar dalam waktu satu tahun. Vaksin ini dikembangkan dengan cara mengambil sel dendritik dari orang yang divaksin. Setelah melewati masa inkubasi serta diolah, vaksin disuntikkan kembali, jadi sifatnya adalah perorangan.
Harga Vaksin Nusantara
Setelah ditarget rampung uji klinis dalam setahun, Vaksin Nusantara yang digagas oleh mantan Menkes, Terawan Agus Putranto, rencananya akan dipasarkan dengan harga sekitar Rp200.000.
Setelah mengetahui apa itu sel dendritik dan vaksin nusantara, apa kamu ingin mencobanya? :).
Semoga Vaksin Nusantara menggunakan sel dendritik ini bisa benar-benar ampuh melawan Covid-19 dan semoga pandemi segera berakhir :). Jangan lupa jaga kesehatan dan minum vitamin untuk menjaga daya tahan tubuh.
https://rianarizkiabidin.com/resep-jamu-untuk-tingkatkan-daya-tahan-tubuh/
Sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Terawan_Agus_Putranto
suara.com/health/2021/02/18/180500/vaksin-nusantara-diinisiasi-dan-dicanangkan-saat-terawan-masiih-jadi-menkes
solopos.com
Detik.com