Cara membangun rasa percaya diri sering dibutuhkan untuk pengembangan diri. Tahukah kamu? Rasa percaya diri dapat ditumbuhkan sejak anak masih kecil loh.
Cara Membangun Rasa Percaya Diri Pada Anak Usia Dini
Cara membangun rasa percaya diri pada anak usia dini sangatlah mudah. Kenapa harus dimulai sejak dini? Karena menanamkan nilai-nilai positif akan lebih mudah saat anak masih kecil. Ibarat kertas kosong, anak akan menerima warna apa saja yang dituangkan pada kertas.
Membangun rasa percaya diri dimulai dari lingkungan keluarga. Pada awalnya, setiap anak selalu menunjukkan rasa percaya diri. Hal ini dapat dilihat saat anak selalu ingin mencoba hal baru. Saat itu anak yakin bahwa dirinya juga mampu melakukan seperti orang yang ia lihat.
Saat melihat ayah menggunakan komputer, biasanya anak akan tertarik. Melihat ayah menggunakan komputer, anak percaya bahwa ia juga bisa. Akhirnya anakpun ingin mencoba. Eksplorasi seperti inilah yang akan membangun kepercayaan diri pada anak.
Sayangnya, saat anak ingin bereksplorasi orang tua sering merasa khawatir. Kepolosan anak sering dianggap ketidakmampuan. Khawatir barang menjadi rusak, bahaya untuk anak dan sebagainya.
Jika lingkungan tidak mendukung, rasa percaya diri akan menghilang perlahan. Sering memarahi, melarang, mencemooh dan memberi label negatif menjadi penyebab anak tidak percaya diri. Lalu bagaimana anak akan berkembang jika tidak percaya diri? Karena rasa percaya diri perlu dibangun, ditumbuhkan dan ditingkatkan seiring perkembangan anak.
Membangun rasa percaya diri adalah pondasi awal dalam kehidupan anak. Semakin ia tumbuh, semakin diperlukan rasa percaya diri. Cara membangun rasa percaya diri diperlukan oleh setiap orang. Orang tua untuk anak, guru untuk murid, pemimpin untuk anggota dan juga antar sesama.
Kesuksesan dimiliki oleh orang yang percaya diri. Untuk generasi yang lebih baik, kepercayaan diri harus dibangun sejak dini. Berikut hal-hal yang harus dilakukan untuk membangun rasa percaya diri:
Ajarkan kemandirian
Anak usia dini selalu ingin bereksplorasi. Berikan kepercayaan pada anak untuk mencobanya, seperti: makan sendiri, pakai baju sendiri atau tidur di kamar terpisah dari orang tua. Saat anak berhasil melakukan hal baru, kepercayaan dirinya akan bertambah.
Ajarkan mengambil keputusan
Latih anak untuk mengambil keputusan sederhana. Contoh: biarkan anak memilih baju sendiri setelah mandi. Sering-seringlah memberi pilihan, lalu anak yang menentukan. Contoh: hadapkan dua pasang sepatu dan biarkan anak memilih salah satu.
Beri apresiasi atas usaha baiknya
Berikan apresiasi saat anak berhasil melakukan hal baru atau suatu kebaikan. Apresiasi bisa berupa pujian, pelukan atau reward tertentu. Sebutkan hal baik yang sudah ia lakukan saat memberi pujian. “Adik hebat!!! Anak mandiri, karena sudah bisa rapikan tempat tidur sendiri:).
Hindari kata-kata negatif dan membanding-bandingkan
Selayaknya anak-anak, adalah hal yang wajar jika melakukan kesalahan. Hal yang perlu dilakukan adalah membimbing dan mengajari anak dengan sabar. Jika anak melakukan kesalahan, beritahu dengan lembut. Usahakan dengan kalimat positif: “Terima kasih, sudah berusaha menuang air sendiri, lain kali sebelum menuang air, posisikan teko tepat di atas gelas, ya:).
Hindari memarah-marahi anak berlebihan. Jangan pula mencemooh anak: “Kamu gitu aja kok nggak bisa?”. Selain sering memarahi dan mencemooh, membandingkan anak juga membuat ia tidak percaya diri. Contoh kalimat membanding-bandingkan: “Adik aja bisa tuang air sendiri, kok kakak nggak bisa?”
Beri kepercayaan pada anak untuk melakukan hal yang diinginkannya
Saat anak ingin menaiki tangga, sebagian orang tua melarang dengan alasan berbahaya. Terlalu banyak larangan dapat menurunkan kepercayaan diri anak. Saat larangan disebut karena membahayakan, anak akan jadi penakut. Anak akan berasumsi banyak bahaya yang mengelilinginya. Perkenalkan antisipasi bahaya kepada anak sebagai solusinya.
Jika orang tua tidak percaya bahwa anak mampu, bagaimana anak bisa percaya pada dirinya sendiri?Jika ragu, cukup dampingi anak. Jangan terlalu banyak melarang ya:).
Baca juga : Manfaat Gerak Dan Lagu Untuk Anak Usia Dini
Ajak anak bersosialisasi
Sering-seringlah ajak anak bermain di luar. Sering berinteraksi dengan selain keluarga inti dapat membangun rasa percaya diri. Tetap dampingi anak saat proses sosialisasi. Karena anak perlu diajarkan cara berperilaku dan bertutur kata dengan baik saat bersosialisasi.
Libatkan anak untuk beinteraksi dengan orang yang baru ditemuinya
Pada umumnya, anak berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Untuk orang yang baru ditemuinya, tidak semua anak mau memulai interaksi. Pada kondisi tertentu, mintalah anak berinteraksi dengan orang yang baru ditemuinya.
Ajak anak pergi ke mini market. Biarkan anak memilih barang yang ingin dibelinya. Beri anak uang secukupnya dan pinta ia mengantri saat di kasir. Lalu berikan ia kesempatan bertransaksi secara mandiri. Keberanian dan kepercayaan diri anak terlihat saat melakukan kegiatan ini.
Saat sudah berupaya, namun hasilnya tidak sesuai harapan, bersabarlah. Anak adalah benih yang harus dijaga tumbuh kembangnya, namun tidak bisa dipaksakan. Sebagai orang tua, tetaplah beri motivasi pada anak. Berikan kepercayaan pada anak. Yakinkan bahwah ia mampu dan bisa melakukan apa yang harus dilakukan.
Jika anak merasa belum siap, berilah waktu. Biarkan anak mempersiapkan diri mengumpulkan keberanian. Anak yang berani adalah anak yang percaya diri. Orang tua hebat adalah yang selalu mendampingi dan memberi motivasi:).