Cara Mendidik Anak Sejak Bayi Agar Cerdas Menurut Ajaran Islam

Memberi pendidikan terbaik adalah kewajiban bagi orang tua. Bagaimana cara mendidik anak sejak bayi agar  menjadi anak yang sholeh dan sholeha?

Cara Mendidik Anak Sejak Bayi

Bagi seorang muslim, sebetulnya kita bisa mengambil hikmah kisah-kisah dari Alquran atau kehidupan para alim ulama dalam mendidik anak. Banyak para ilmuwan dan alim ulama yang berhasil mengukir sejarah dan dikenal dunia berkat perantara ikhtiyar orang tua dalam mendidik anak hingga membuat anaknya cerdas dan menjadi penemu, peneliti, bahkan perawi hadist.

Ikhtiyar atau usaha apa sajakah yang perlu dilakukan orang tua agar dapat mencetak anak yang cerdas juga sholeh? Berikut penjabarannya.

Mendidik sejak masih dalam kandungan

Islam mengajarkan kepada pemeluknya agar memulai segala sesuatu yang baik dengan mengucap nama Allah dan mengharap ridho Allah. Termasuk membina rumah tangga yang mana di dalamnya ada nilai ibadah. Jika ingin mempunyai anak yang baik dan cerdas, maka pilihlah juga bibit yang baik dan berkualitas.

Calon pasangan yang baik, tentu mengerti makna dibalik ibadah pernikahan. Orang yang paham akan hal itu juga pasti peranannya kelak sebagai orang tua.

Setelah memilih pasangan yang baik atau sholeh, saat hendak menunaikan kewajiban suami istri dalam ikhtiyar keturunan, berdoa terlebih dahulu. Dengan izin Allah, anaknya nanti tidak akan diganggu syetan dan saat ia besar, dijauhkan dari perilaku setan.

Dalam sebuah Seminar Konseling dan Psikoterapi Islam yang membahas sebuah penelitian oleh Dr Nurhayati dari Malaysia, disampaikan bahwa bacaan Alquran dapat meningkatkan IQ anak. Bayi yang baru lahir dengan usia sekitar dua hari, menunjukkan wajah ceria dan sikap yang lebih tenang saat dibacakan Alquran kepadanya. Bacaan Alquran dengan tajwid dan makhraj yang tepat yang diperdengarkan pada anak dapat merangsang syaraf-syaraf otak anak.

Neuron pada otak bayi yang baru lahir  tergantung dari hal-hal yang diterimanya. Jika yang diterimanya baik, maka baiklah perkembangan otaknya, begitu juga sebaliknya. Maka dari  itu,  para pakar perkembangan anak menyebutkan bahwa masa keemasan ada pada masa kanak-kanak. Saat bayi masih dalam rahim adalah waktu yang tepat untuk diperdengarkan Alquran dalam rangka membentuk kepribadian bayi tersebut. Hal itu akan membantu memperkuat daya tangkap dan  konsentrasi otak bayi.

Tak hanya membaca Alquran, orang tua si jabang bayi juga (terutama ibu) baiknya memperbanyak  amal baik dan berdoa untuk bayinya.

Memberi makan yang halal

Ikhtiyar selanjutnya untuk memiliki anak yang cerdas dan sholeh adalah dengan memberi makannya makanan yang halal. Hal itu dimulai sejak anak masih dalam kandungan hingga ia dewasa kelak. Sebab, apabia makanan haram masuk ke dalam tubuh dan mendarah daging, akan membuat si pelaku menjadi keras hati, sulit menerima kebaikan, sulit pula terkabul doanya. Naudzubillahi min dzalik.

Selain halal, kandungan pada makanan yang akan dikonsumsi perlu diperhatikan. Makanlah makanan yang sehat, bagus untuk otak dan perkembangan janin. Pada masa kehamilan, ibu harus mengkonsumsi makanan dengan kandungan asam folat, DHA dan makanan kaya akan vitamin lainnya.

 



 

Mempraktekkan adab menyusui

Setelah melahirkan, tugas mulia seorang ibu selanjutnya adalah menyusui. Saat menyusui, hendaklah ibu benar-benar menghadirkan diri untuk si kecil. Hindari hal-hal yang membuat ibu tidak fokus, seperti bermain handphone dan lainnya. Layaknya berdoa sebelum makan, saat bayi menyusu, saat itulah ia sedang makan. Meski belum bisa biacara, ibu bisa memandunya untuk berdoa terlebih dahulu sebelum dan sesudah menyusu.

Sambil menyusui, bisa mendengarkan murottal, shalawat dan dzikir. Akan lebih bagus, jika ibu langsung yang membacakan ayat Alquran dan bersholawat.

Menguatkan bonding

Pernah dengar anak yang acuh tak acuh pada ibunya? Salah satu penyebabnya adalah bonding ( kelekatan) yang kurang kuat antara ibu dan anak. Agar anak dekat dengan ibunya, bonding bahkan dimulai sejak anak dalam kandungan. Seringlah mengelus perut dan ajak bayi bicara. Bonding (kelekatan) pada anak akan terbangun dan benar-benar kuat saat ibu betul-betul ‘hadir’ untuk si kecil, bukan hanya fisiknya saja, tetapi dengan sepenuh hati.

Belajar memahami anak dan tahapan perkembangannya.

Setelah bonding terjalin dengan kuat, hal penting lainnya yang harus diperhatikan orang tua (terutama ibu) adalah memahami tahapan tumbuh kembang anak serta stimulasi yang tepat untuknya. Bagaimana cara memahaminya? Jika belum paham, bisa belajar ilmu parenting melalui membaca, mendengarkan kajian atau menghadiri seminar.

Karena dengan memahami tumbuh kembang dan  memberikan stimulasi yang tepat, anak akan tumbuh dan berkembang dengan baik dan menjadi anak yang cerdas.

Jika ayah bunda ingin membaca-baca artikel tumbuh kembang anak, bisa klik kategori parenting di blog ini:).




Menjadi tauladan

Cerdas saja tidak cukup untuk menjadi anak yang sholeh. Orang tua perlu mengajarkan akhlak dan perilaku yang baik. Tentu saja itu adalah sebuah praktek dan bukan materi belaka. Untuk dapat berperilaku baik, anak perlu contoh. Oleh sebab itu, orang perlu terus memperbaiki diri, berperilaku baik dan mencontohkannnya pada anak. Melalui pengelihatan dan kebiasaan, anakpun akan meniru.

 

 

Scroll to Top