Saat mempelajari tajwid, kamu akan menemukan hukum bacaan mad, salah satunya adalah mad iwadh. Apa itu Mad Iwad dan bagaimana cara membacanya?
Pengertian Mad Iwad
Hukum bacaan dalam Al-quran dikatakan mad iwadh apabila ada bacaan berharakat tanwin pada akhir suatu kata maupun kalimat. Namun tanda tanwin tidak lagi dilafalkan sebab bacaan telah terhenti atau terputus.
Mad secara bahasa berarti panjang, adapun kata iwadh berarti mengganti atau pergantian. Maksud dari pergantian ialah tata cara membacanya harus diganti yang awalnya tanwin jadi dibaca panjang saja.
Yang perlu kita perhatikan adalah ketika membaca Al-Qur’an dan menemukan tanda wakaf pada akhir ayat yang dibaca, maka bacaan tersebut menjadi mad iwad. Apabila kalimat tersebut dibaca washol atau diteruskan, maka hukumnya mengikuti hukum nun mati dan tanwin.
Hukum mad iwadh berlaku untuk bacaan Alquran ketika ada tanwin di akhir kalimat atau ketika pembacanya terengah-engah dan berhenti sejenak (mewaqofkan).
Cara Membaca Mad Iwadh
Hukum bacaan mad iwadh ini, cara membacanya ialah dengan memanjangkan 1 alif atau sama dengan 2 harakat. Semua huruf hijaiyah dengan harokat tanwin berupa fathatain yang diwaqafkan maka dibaca panjang kecuali dengan tanwin fathah pada ta marbutoh (ة ).
Tanwin fathah yang ditemukan pada ta’ marbuthoh hukumnya bukanlah iwadh, Sebab ta marbuthoh (ة) hukumnya adalah diwaqofkan dan diubah menjadi bunyi yang sama dengan huruf hijaiyyah ha ح saat waqof.
Contoh Bacaan Mad Iwad
Berikut adalah beberapa contoh bacaan mad iwadh:
تَوَّابًا (tawaabaan) namun jika berada diakhir kalimat dan dihukumi mad iwadh, maka tanwin (an) dihilangkan dalam cara membacanya, jadi dibaca tawwaabaa (tanpa n)
يُسْرًا (Yusroon) jika berada diakhir kalimat dan dihukumi mad iwadh, maka tanwin (an) dihilangkan dalam cara membacanya, jadi dibaca yusroo (tanpa n)
صَبْحًا (Subhaan) jika berada diakhir kalimat dan dihukumi mad iwadh, maka tanwin (an) dihilangkan dalam cara membacanya, jadi dibaca subhaa (tanpa n).
جَمْعًا (Jam’aan) jika berada diakhir kalimat dan dihukumi mad iwadh, maka tanwin (an) dihilangkan dalam cara membacanya, jadi dibaca jam’aa (tanpa n).
Seperti disinggung sebelumnya, jika fathataih terdapat pada huruf ta marbuthoh di akhir kalimat, maka tidak dihukumi mad iwadh. Contohnya: اِمْرَاَةً (imroatan) dibaca imroah.
مَرْفُوْعَةً (marfuu’atan) dibaca marfuu’ah)
Demikian penjelasan tentang mad iwadh, semoga kita senantiasa selalu mempelajari dan mengamalkan Alquran. Semoga artikel ini dapat membantu sobat Family Life Journey untuk memahami hukum bacaan tajwid mad iwadh.