Saat anak mendapat nilai rapor di atas rata-rata, umumnya orang tua akan merasa senang. Lalu bagaimana jika sebaliknya? Saat Nilai rapor anak tidak sesuai harapan ayah bunda, bagaimana cara menyikapinya?
Menyikapi Nilai Rapor Anak
Pengambilan rapor adalah moment yang ditunggu orang tua untuk mengetahui perkembangan anak di sekolah. Lalu Bagaimana jika nilai raport ananda tidak memuaskan?
Nilai rapor anak adalah laporan perkembangan anak selama satu semester dalam menempuh materi pelajaran. Yang perlu digaris bawahi, rapor bukan hasil akhir dari belajar. Karena pembelajaran anak masih akan berlanjut. Bagaimana seharusnya orang tua menyikapi nilai yang ada pada rapor anak?
Tutup rapor terlebih dulu
Tidak perlu terlalu tergesa-gesa membaca rapor. Untuk memastikan ketepatan nilai tertulis dengan kemampuan anak, tanyakan pada anak pelajaran apa yang ia sukai dan siapa guru yang gaya mengajarnya disukai .Jawaban anak berpengaruh terhadap nilai rapor.
Buka rapor
Setelah mendengar jawaban anak, barulah sesuaikan dengan data yang ada di rapor. Jika apa yang ia sukai sejalan dengan nilai baik yang didapatkan, orang tua dapat dengan mudah menyimpulkan bidang apa yang ia sukai. Apapun nilai dan pelajaran yang ananda sukai, itulah kelebihan yang Allah berikan. Terima dan Syukuri !
Jika jawaban anak tidak cocok dengan yang tertulis di nilai rapor, maka orang tua perlu mempelajari lebih lanjut. Apa penyebab perbedaan pernyataan anak secara lisan dengan yang tertulis pada nilai raport. Hal ini penting, karena melalui raport orang tua dapat mengetahui bagaimana perkembangan belajar anak dan apa saja yang perlu dioptimalkan.
Selain itu, guru dan orang tua adalah partner untuk mencetak generasi cerdas yang berkarakter. Oleh sebab itu, komunikasi yang baik sangat dibutuhkan diantara keduanya. Agar hasil pencapaian anak bisa maksimal.
Perhatikan nilai tertinggi dan nilai pelajaran yang rendah.
Klasifikasikan secara sederhana pemetaan otak kanan dan otak kiri melalui nilai raport. Pelajaran yang dominan menggunakanotak kiri adalah matematika, IPA/sains, fisika, kimia, biologi, teknik, dan lain-lain. Sedangkan otak Kanan adalah bahasa, seni, dan IPS. Nilai dalam raport dapat membantu deteksi kecerdasan dan jurusan yang sesuai dengan kemampuan anak.
Semua ada porsi dan tempatnya, jadi arahkan anak sesuai potensi yang ia miliki. Jangan memaksakan anak yang dominan di pelajaran otak kiri untuk memilih jurusan yang menggunakan otak kanan. Begitu juga sebaliknya.
Sukses itu tidak selalu memiliki profesi bergengsi dengan gaji tinggi. Sukses adalah saat seseorang dapat mencapai dan menikmati kebahagiaannya. Memaksakan anak di bidang yang bukan keahliannya akan menjadi beban. Jika kecerdasan anak memang bukan disitu, hasil akhirnya justru menjadi tidak maksimal.
Melakukan evaluasi bersama anak
Tidak perlu memarahi dan menganggap nilai raport rendah sebagai kegagalan. Jika ingin bertanya mengenai nilai pelajaran yang rendah, usahakan tidak menyalahkan dan menyudutkan. Agar anak lebih terbuka, jadilah teman untuknya. Ajak anak mengobrol santai saat ingin menanyakan mengapa nilainya dibawah rata-rata. Tanyakan juga pada anak apa rencana yang akan dilakukan terhadap mata pelajaran yang nilainya rendah.
Sikap orang tua terhadap kekurangan anak akan berpengaruh pada penguatan fondasi jiwa dan mental anak. Dari kekurangannya, anak dapat belajar ikhlas terhadap ketentuan Allah, menerima diri apa adanya dan memotivasi diri untuk memperbaiki.
Poin terpenting dari pendidikan bukan terletak pada ranking dan nilai-nilai yang tertulis di raport. Makna pendidikan yang sesungguhnya adalah saat anak memiliki rasa ingin tahu dan haus akan ilmu. Keberhasilan dari sebuah pendidikan adalah saat anak tahu nilai-nilai yang benar maupun yang salah, tetapi ia tetap memilih jalan kebenaran.
Kesuksesan juga tidak terpaut pada nilai raport. Karena anak akan meraih kesuksesan saat ia mampu mengembangkan minat dan bakatnya. Serta memiliki kemampuan berpikir logis, daya juang yang tinggi, konsisten serta disiplin.
Nilai rapor anak hanya salah satu indikator untuk mengetahui keunggulannya. Setelah tahu keunggulannya, orang tua harus bisa membantu anak untuk mengembangkannya. Karena nilai raport bukan tolak ukur keberhasilan anak, sudah sepantasnya untuk tidak membanggakan diri, baik orang tua maupun anak. Jika memang memiliki nilai yang bagus. Begitupun sebaliknya, tidak perlu malu, sedih atau marah jika nilai belum sesuai harapan.
Untuk nilai yang bagus berikan apresiasi pada anak, meski hanya sebuah pujian dan pelukan hangat. Ketika anak dihargai atas usaha dan kebaikannya, maka ia akan lebih bersemangat. Untuk nilai yang rendah, bimbing anak untuk mengevaluasi diri, serta motivasi agar ia bisa lebih maksmial di kemudian hari.