Homeschooling biasanya dipilih orang tua karena merasa tidak sejalan dengan sistem pendidikan dari pemerintah. Bagaimana penerapan homeschooling di Indonesia.
Apa Itu Homeschooling?
Dilansir dari Wikipedia, homeschooling adalah jalur pendidikan yang ditempuh anak dibawah pengarahan orang tua menggunakan model kegiatan belajar yang terstruktur dan kolektif. Homeschooling tidak dilakukan di tempat formal, seperti Sekolah Negeri, swasta atau institusi pendidikan lainnya.
Meski arti dari homeschooling adalah sekolah di rumah, tempat belajar tidak harus selalu di rumah. Anak dan orang tua bisa menentukan sendiri tempat belajar. Tergantung materi yang akan dipelajari, jika ingin belajar tentang hewan yang sudah punah, bisa datang ke museum. Jika ingin belajar tentang alam, bisa belajar langsung di alam bebas.
Karena bukan di bawah naungan lembaga pendidikan, maka orang tua yang bertanggung jawab pada sistem pembelajaran anak. Jika memungkinkan, orang tua bisa langsung mengambil peran sebagai guru. Jika tidak memungkinkan, bisa juga mendatangkan guru dari luar.
Alasan Memilih Homeschooling
Dengan bertambahnya wawasan tentang pendidikan, banyak orang yang ingin memformulasikan pendidikan yang terbaik sesuai ekspektasi. Ketika memilih homeschooling, maka orang tua akan menetukan sendiri target yang ingin dicapai. Tentunya dengan melihat potensi yang ada pada anak.
Seperti diketahui, bahwa sistem pendidikan di tanah air masih menuai pro dan kontra. Penyeragaman gaya belajar juga masih terjadi di beberapa sekolah. Mengingat bahwa kemampuan dan minat setiap anak berbeda, beberapa orang tua lebih memilih mengembangkan potensi anak melalui homeschooling. Agar pembelajaran juga bisa menyesuaikan.
Setiap orang tua yang memilih homeschooling untuk anaknya memiliki alasan berbeda. Secara garis besar, kebanyakan orang tua memilih homeschooling karena:
1. Sekolah formal dianggap tempat yang kurang nyaman dan aman untuk anak. Karena maraknya kasus bullying di sekolah, pergaulan di lingkungan sekolah yang dianggap kurang tepat atau anak memang merasa kurang nyaman di sekolah tersebut.
2. Sistem pendidikan tidak sejalan dengan orang tua.
3.Penurunan kualitas pada diri anak, sehingga orang tua memutuskan menarik anaknya dari sekolah tersebut.
Jenis-Jenis Homeschooling
Dikutip dari Wikipedia indonesia, ada 3 jenis homeschooling, yaitu:
1. Homeschooling tunggal. Model ini dilaksanakan oleh satu keluarga tanpa campur tangan orang lain. Orang tua secara langsung berperan sebagai guru dan pendidik.
2. Homeschooling majemuk. Dilaksanakan oleh beberapa keluarga dalam suatu kegiatan tertentu, tetapi untuk kegiatan pokok dilaksanakan masing-masing (satu keluarga).
3. Komunitas homeschooling, adalah gabungan homeschooling majemuk yang bersama-sama menyusun KBM (Kegiatan Belajar Mengajar), meliputi sarana dan prasarana, silabus, bahan ajar dan hal-hal lain yang berkaitan.
Baca Juga: Pendidikan Karakter Di Sekolah
Siapa Yang Dapat Melaksanakan Homeschooling?
Siapapun bisa menjalankan homeschooling, bahkan semua lapisan masyarakat. Hanya saja yang perlu diperhatikan adalah pertimbangan yang matang sebelum menentukannya. Sebagai penanggung jawab, orang tua harus memahami jalur pendidikan yang meliputi, formal (sekolah), nonformal (lembaga) dan informal (lingkungan dan keluarga).
Orang tua juga harus memiliki program belajar yang terstruktur, mulai dari kurrikulum, pelaksanaan, target pencapaian dan evaluasi. Kemampuan memahami perkembangan anak juga sangat penting. Agar hak anak mendapat pendidikan yang baik tetap terpenuhi, meski tidak belajar di sekolah formal
Homeschooling di Indonesia
Konsep homeschooling sendiri dikenal sejak John Caldwell Holt (Seorang pendidik dan penulis) yang pada masanya mengkritik pendidikan formal yang ada di Amerika. Hingga kemudian menemukan alternatif pendidikan yang saat ini dikenal homeschooling.
Di Indonesia sendiri, konsep homeschooling pada prakteknya sudah diterapkan jauh sebelum Indonesia merdeka. Salah satu tokoh yang menerapkan sistem homeschooling adalah H. Agus Salim, seorang lulusan terbaik Hogere Buger School (HBS) yang merupakan milik pemerintah Hindia Belanda tahun 1903.
Belliau dan istri mendidik anak-anaknya secara langsung menggunakan kurikulum yang dibuat sendiri. Agus Salim memberikan kebebasan dalam tumbuh kembang anak-anaknya. Baginya, tugas orang tua bukanlah selalu menuntut, melainkan membimbing dan menuntun.
Anak-anak beliau bisa dibilang sukses pada masanya. Mereka bekerja diberbagai bidang. Ada yang menjadi penerjemah, lembaga aktivis nasional, tentara, biro iklan, dan lain-lain.
Selain H. Agus Salim, tokoh lain yang cukup berpengaruh dalam pendidikan berkonsep homeschooling dalah Ki Hajar Dewantara. Beliau mendirikan Taman Siswa, organisasi yang memberikan kesempatan belajar pada pribumi.
Setelah sempat meredup di era 80-90 an, homeschooling kembali bergeliat pada tahun 2003 setelah dikeluarkannya UU 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional. Sejak saat itu, homeschooling di Indonesia semakin berkembang. Sebagian orang tua yang tidak puas dengan pendidikan formal memilih jalur homeschooling.
Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa dalam homeschooling orang tua mengambil tanggung jawab penuh atas pembelajaran anak. Sayangnya, tidak semua situasi dan kondisi orang tua memungkinkan. Beberapa orang tua menarik anak dari sekolah formal, namun tetap mempercayakan anaknya untuk belajar pada yang ahli sesuai bidangnya.
Beberapa lembaga pendidikan yang dapat membantu orang tua dalam program homeschooling di Indonesia adalah:
1. Homeschooling Kak Seto
Jenjang pendidikan yang tersedia mulai dari SD, SMP dan SMA. Yang membuatnya berbeda dari sekolah formal adalah pendekatan kepada anak yang membuatnya nyaman seolah-olah belajar di rumah. Adapun program-program yang sediakan adalah komunitas, distance learning dan pendidikan khusus.
Untuk program komunitas, siswa belajar bersama siswa lainnya seminggu 3x di Homeschooling Kak Seto. Mata pelajaran yang diberikan sesuai dengan Kurikulum Nasional. Satu kelas terdiri dari 10 orang, setiap hari jumat, anak akan mengikuti kelas keterampilan.
Untuk program distance learning, Homeschooling Kak Seto menyediakan kurikulum dan materi belajar, tetapi pelaksana adalah orang tua. Jika butuh bantuan, bisa juga dilakukan oleh tutor visit.
Homeschooling Kak Seto berlokasi di Jl. Taman Makam Bahagia ABRI, No. 3A, Parigi Lama, Pondok Aren, Tangerang Selatan. Untuk informasi lebih lanjut, silakan klik Homeschooling Kak Seto.
2. Homeschooling Primagama
Terdapat 3 kurikulum Primagama yang dapat dipilih, Kurikulum Nasional (Ujian Nasional), Kurikulum Internasional (Cambridge International Examination) dan Kurikulum ABK yang disesuaikan dengan kebutuhan anak.
Dengan program penyetaraan, Primagama Homeschooling menerima siswa mulai dari SD, SMP dan SMA. Dengan memfokuskan pada minat, bakat dan gaya belajar, Primagama menggunakan pendekatan psikologis dan akademik. Selain kurikulum yang dapat dipilih, siswa juga mendapat materi tambahan sesuai kebutuhan siswa. Ada juga ekstrakurikuler untuk menyalurkan dan mengembangkan minat siswa.
Primagama memiliki banyak cabang di setiap kota. Untuk informasi lebih lanjut silakan klik Homeschooling Primagama
3. Islamic Montessori Homeschooling
Dengan berfokus pada metode Montessori secara murni, Ibu Mini selaku founder Islamic Montessori Homeschooling, tidak hanya berfokus pada pendidikan anak. Sebagai mantan guru di sekolah Internasional, Ibu 3 anak ini berprinsip bahwa pendidikan anak ada di tangan ibunya,
Dengan berbasis komunitas, Ibu Mini memberikan pelatihan belajar ala Montessori kepada para Ibu. Beliau akan membimbing para ibu cara mengajari anak, mulai dari metode, observasi, evaluasi, bahkan hingga pengisian rapot.
Berlokasi di Ciater, Tangerang Selatan, Ibu Mini memanfaatkan rumah dan juga halaman rumahnya sebagai sarana belajar anak. Dengan Apparatus Montessori yang lengkap, anak-anak dapat bereksplorasi. Dengan mengusung konsep alam bebas, beliau membuat playground bertemakan kebun di pekarangan rumah. Ibu Mini juga sering aktif di Komunitas Facebook, untuk info lebih lanjut silakan klik Islamic Montessori Homeschooling.
4. Sinergia Homeschooling
Sinergia menerima siswa baik normal maupun anak yang berkebutuhan khusus. Homeschooling ini bisa dilaksanakan di kelas, sekolah jarak jauh ataupun tutor yang datang ke rumah. Dengan materi pembelajaran yang menarik, siswa juga dapat belajar seni, olahraga, tata boga, berkebun dan lain-lain.
Jenjang pendidikan di Sinergia Homeschooling cukup lengkap. Mulai dari pre-school level hingga usia 14-16 tahun.Tutor dan orang tua bekerja sama mendiskusikan mata pelajaran, jadwal, tugas dan hal yang berkaitan dengan homeschooling. Terdapat juga Ujian Tengah Semester dan Ujian Akhir Semester.
Adapun lokasi Sinergia Homeschooling berada di Gedung STC Senayan Lantai II, No.51 Jalan Asia Afrika Senayan, Jakarta Selatan. Untuk informasi lebih lengkap, silakan klik Sinergia Homeschooling.
5. Kasih Anugrah Homeschooling
Diperuntukkan bagi siswa SD, SMP, dan SMA, Kasih Anugrah Homeschooling memiliki 3 tipe kelas, yaitu:
– Homeschooling tutorial, tutor akan datang langsung ke rumah anak untuk mengajarinya.
– Homeschooling klasikal, siswa datang ke sekolah untuk belajar seminggu 2x.
-Homeschooling Mandiri, bahan ajar dikirim ke rumah siswa dan orang tua yang mengajari anak.
Lokasi Kasih Anugrah Homeschooling berada di Jalan Pelopor, Blok P1 No.10, Menceng Tegal Alur, Jakarta. Untuk informasi lebih detail, silakan klik Kasih Anugrah Homeschooling
Biaya Pelaksanaan Homeschooling
Untuk biaya homeschooling sendiri, cukup bervariasi. Jika butuh bantuan suatu lembaga, maka biaya ditetapkan lembaga tersebut. Jika melaksanakan homeschooling jenis tunggal, maka orang tua dapat mengatur pendidikan sesuai budget. Dengan catatan tetap memaksimalkan kualitas.
Untuk biaya homeschooling terupdate, bisa menghubungi kontak dari homeschooling yang diminati?. Mengingat biaya pendidikan bisa saja berubah sewaktu-waktu sesuai kebijakan.
Kelebihan Dan Kekurangan Homeschooling
Secara garis besar, keuntungan yang didapat jika memilih homeschooling adalah:
1. Lebih terpantau perkembangannya oleh orang tua maupun guru (jika ada tutor visit).
2. Terhindar dari pergaulan negatif.
3. Waktu dan tempat belajar yang fleksibel.
4. Bisa lebih fokus terhadap minat dan bakat.
Adapun kekurangan dari homeschooling adalah:
1. Dalam situasi dan kondisi tertentu, ruang lingkup sosial bisa jadi lebih terbatas.
2. Jika penanggung jawab hanya orang tua, butuh komitmen tinggi dan upaya ekstra dalam memfasilitasi pembelajaran.
3. Jika orang tua tidak memfasilitasi segala aspek kebutuhan belajar, maka hasilnya tidak akan maksimal
4. Berpotensi kurangnya jiwa kompetisi dan teamwork.
5. Perlindungan yang berlebih dari orang tua berpotensi anak menjadi sulit memecahkan masalah.
Demikian penjelasan tentang homeschooling. Mendapatkan pendidikan yang layak adalah hak setiap anak. Apapun yang menjadi pilihan, tidak ada yang sempurna. Pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Sebagai orang tua, baiknya kita bisa bijak dalam memahami kebutuhan anak dalam segala aspek perkembangannya. Apapun pendidikan yang dipilih, tetap orang tua yang berperan penting dalam keberhasilan anak. Karena dibalik anak yang sukses dan hebat, ada orang tua yang mendukung. Baik dari segi motivasi, materi dan doa.
Referensi: https://blog.kejarcita.id/homeschooling-di-indonesia/