Sekolah adalah tempat anak belajar dan dididik setelah rumah. Bagaimana pendidikan karakter di sekolah?
Program Pendidikan Karakter
Sejalan dengan himbauan Mentri Pendidikan, pendidikan karakter diajarkan di sekolah-sekolah. DiĀ zaman yang penuh arus informasi, pengetahuan tak lagi jadi prioritas. Informasi apapun bisa dengan mudah didapatkan. Membuat orang menjadi tahu, bukan lagi hal sulit. Lalu bagaimana dengan karakter? Butuh waktu yang tidak sebentar untuk membentuk karakter. Pembentukan karakter juga melibatkan banyak pihak.
Pengertian dan Tujuan Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter adalah sebuah sistem pendidikan yang dirancang untuk mendidik, memberdayakan dan mengembangkan potensi peserta didik untuk membangun karakter pribadi. Harapannya, anak akan tumbuh menjadi individu yang bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga, dan juga lingkungan sekitarnya. Seperti kata pepatah, masa depan bangsa ada di tangan pemuda. Oleh sebab itu, penting bagi setiap individu untuk mendidik generasi muda dengan baik.
Dengan karakter baik yang melekat, akan membawa perubahan yang baik pula. Karena banyak berbagai permasalahan ditimbulkan akibat karakter yang belum terbentuk dengan baik. Menurut Mendikbud, esensi dari pendidikan karakter adalah moralitas universal. Pribadi yang bermoral disebut akhlak yang baik, menurut istilah agama. Moralitas merupakan prinsip dasar hidup yang menentukan seseorang dalam mengambil sikap.
Pendidikan Karakter Di Sekolah
Mentri Pendidikan Nadhiem Makarim menyampaikan bahwa Pancasila bisa dijadikan framework dalam pendidikan karakter. Dari kelima sila tersebut mengandung nilai, prinsip hidup dan esensi dari pendidikan karakter. Sayangnya, selama ini butir-butir pancasila hanya dihafalkan saja. Dalam pendidikan karakter sendiri butuh contoh yang nyata. Jika disampaikan hanya dalam bentuk teori, maka akan sulit terserap.
Pemerintah memang sedang memprioritaskan pendidikan karakter. Melalui pendidikan karakter, diharapkan anak akan memiliki prinsip dalam berperilaku. Selain itu, agar anak memahami bahwa setiap perilaku memiliki sebab akibat. Bukan dengan banyak teori, melainkan contoh nyata. Guru dituntut agar lebih peka terhadap murid-murid. Contoh keseharian anak bisa menjadi pendidikan karakter yang nyata. Seperti contoh, anak diajarkan mengantri saat cuci tangan, meminta maaf saat berselisih, membuang sampah pada tempatnya, dan lain-lain.
Bagian terpenting dari pendidikan karakter adalah kesadaran dan kemauan. Mengingat pendidikan ini butuh konsisten dan dibentuk, maka perlu dibiasakan sejak dini. Membentuk karakter sedari kecil akan lebih mudah tertanam. Jika sudah melewati usia dini, akan memiliki tantangan tersendiri. Meski begitu, nilai-nilai karakter tetap harus didengungkan Adapun nilai-nilai yang terkandung dan menjadi target pendidikan karakter adalah:
1. Religius
2. Jujur
3. Disiplin
4. Sikap toleransi
5. Semangat berkebangsaan
6. Cinta tanah air
7. Demokratis
8. Rasa Ingin Tahu
9. Kreatif
10. Kerja keras
11. Mandiri
12. Bersahabat
13. Bertanggung jawab
14. Peduli Sosial
15. Peduli Lingkungan
16. Cinta damai
17. Kepemimpinan
18. Rasa ingin tahu
19. Bekerja sama
20. Sportif
Mengapa pendidikan karakter menjadi penting? Jika tidak mendapat pendidikan karakter, maka akan ada potensi munculnya krisis moral. Hal itu dapat menjadi cikal bakal berbagai perilaku menyimpang dan negatif. Bila terjadi dalam skala besar, tentu akan berdampak buruk bagi lingkungan. Untuk mencegah hal yang demikian, pada dasarnya pendidikan karakter menjadi tanggung jawab bersama.
Penanaman nilai-nilai karakter tidak terbatas oleh waktu. Sehingga di manapun anak berada, nilai-nilai tersebut perlu dijaga. Baik di sekolah, terlebih lagi saat di rumah.Untuk hasil yang maksimal, guru dan orang tua harus berkerja sama. Karena ruang lingkup anak meliputi keluarga, sekolah dan bahkan masyarakat. Sebagai pribadi dewasa, kita juga harus memberi contoh. Bahkan merubah sikap yang dianggap belum tepat menjadi lebih baik lagi.