Hadits Sedekah: Keutamaan & Orang Yang Berhak Menerima

Sedekah adalah bentuk rasa syukur terhadap rezeki yang Allah berikan. Apa saja hadits sedekah dan kepada siapakah sedekah harus diberikan?

Sedekah adalah salah satu perbuatan yang dinilai ibadah.Sayangnya, terkadang masih ada yg bingung ke mana sedekah itu harus diberikan. Bahkan terkadang pemahaman  definisi sedekah pun masih belum tepat. Karena sedekah, zakat dan infaq adalah hal yang berbeda.

Pengertian Sedekah

Sedekah merupakan pemberian seorang secara ikhlas dan sukarela kepada orang lain tanpa mengharapkan imbalan.  Pemberian itu tidak dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu. Hukum dari sedekah adalah sunnah. Yang berarti akan mendapat pahala jika dikerjakan, tetapi tidak berdosa jika ditinggalkan. Dalam sebuah hadits, Rasul menyinggung peranan sedekah bagi seseorang.

Dalam hadits dari Abu Malik Al-Asy’ari, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

                                        وَالصَّلَاةُ نُورٌ، وَالصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ وَالصَّبْرُ ضِيَاءٌ، وَالْقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ

“Shalat adalah cahaya, sedekah merupakan bukti, sabar itu sinar panas, sementara Al-Quran bisa menjadi pembelamu atau sebaliknya, menjadi penuntutmu.” (HR. Muslim 223).

‘Sedekah merupakan bukti’ dari keimanan dan rasa syukur kita kepada Allah SWT. Sedekah tidak selalu terukur oleh harta atau materi. Karena seluruh perbuatan baik adalah sedekah.

                                                                                                                       كُلُّ مَعْرُوْفٍ صَدَقَةٌ.

Seluruh perbuatan baik merupakan sedekah.” (HR Imām Al-Bukhori)




 

Keutamaan Bersedekah

Makna sedekah lebih luas dari zakat dan infak. Setiap orang bisa melakukannya. Karena tidak selalu dalam bentuk harta, tetapi juga perbuatan. Sedekah memiliki banyak keutamaan, diantaranya:

Mendapat Keberkahan

 Surah Al-Baqarah ayat 276

                                يَمْحَقُ اللّٰهُ الرِّبٰوا وَيُرْبِى الصَّدَقٰتِ ۗ وَاللّٰهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ كَفَّارٍ اَثِيْمٍ

Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran dan bergelimang dosa.

Allah akan menyuburkan sedekah dengan keberkahan. Orang yang senang bersedekah senantiasa memiliki keberkahan hidup. Allah akan selalu mencukupkan kebutuhannya.

Baca juga: Kumpulan Ayat Alquran Tentang Bersyukur

Orang yang senang bersedekah mendapatkan pahala yang berlipat ganda.

Sesuai janji Allah SWT  dalam Alquran Surah Al-Hadid: 18.

     إِنَّ ٱلْمُصَّدِّقِينَ وَٱلْمُصَّدِّقَٰتِ وَأَقْرَضُوا۟ ٱللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا يُضَٰعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ أَجْرٌ كَرِيمٌ

Sesungguhnya orang-orang yang membenarkan (Allah dan Rasul-Nya) baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipatgandakan (ganjarannya) kepada mereka dan bagi mereka pahala yang banyak.”

Bisa dibilang sedekah adalah cara instan untuk meraih pahala yang sebanyak-banyaknya. Meski begitu, tetap harus diimbangi dengan kewajiban lainnya ya?. Karena ada ibadah yang memang hukumnnya wajib. Dan hal yang wajib tidak bisa digantikan dengan yang sunnah.

Sedekah sebagai penghapus dosa.

Manusia tak luput dari salah dan dosa. Untuk menghapus dosa-dosa, sedekah bisa menjadi alternatifnya. Sebagaimana Rasulullah bersabda, “Sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api.” (HR Tirmidzi)

Pintu surga khusus untuk orang-orang yang gemar sedekah.

Begitu istimewanya sedekah, Allah telah menyiapkan pintu khusus di surga untuk orang-orang yang gemar bersedekah.

 “Orang yang menyumbangkan dua harta di jalan Allah, maka dia akan dipanggil oleh salah satu pintu surga: Wahai hamba Allah, kemarilah untuk menuju kenikmatan. Jika dia berasal dari golongan orang-orang yang suka mendirikan shalat, dia dipanggil dari pintu shalat. Yang berasal dari kalangan mujahid, maka akan dipanggil dari pintu jihad. Jika dia berasal dari golongan orang yang gemar bersedekah, maka akan dipanggil dari pintu sedekah.” (H.R Bukhori & Muslim)

Terbebas dari siksa kubur. 

Diantara keutamaan bersedekah lainnya adalah akan terbebas dari siksa kubur. Sesuai sabda Rasulullah SAW:

 “Sedekah akan memadamkan api siksaan di dalam kubur.” (HR Ath Thabrani)

Dapat mejauhkan diri dari siksa api neraka. 

Pertolongan Allah senantiasa dekat untuk ahli sedekah. Termasuk pertolongan Allah dari siksa api neraka. Rasul meminta kita untuk bersedekah meski dengan hal yang sederhana. Agar jauh dari siksa api neraka.

 “Jauhilah api neraka walau hanya dengan bersedekah sebiji kurma. Jika kamu tidak punya, maka bisa dengan kalimat Thayyibah.” (HR Bukhari dan Muslim).



 

Sedekah, siapa yang berhak menerima?

Dengan mengetahui keutaman bersedekah, pastilah orang tidak ingin melewatkannya. Banyak orang yang berlomba-lomba dalam kebaikan, termasuk ingin bersedekah. Lalu, siapakah orang yang pantas menerima sedekah? Berikut orang yang pantas menerima sedekah sesuai anjuran agama:

Bersedekah Kepada Sanak Keluarga

Dalam Hadis Abu Daud, “Rasulullah besabda, “Bersedekahlah engkau!” Seorang laki-laki bertanya, “Aku punya satu dinar.” Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Pergunakanlah itu untuk dirimu sendiri!” Laki-laki itu berkata, “Aku punya satu dinar lagi.” Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Pergunakanlah untuk istrimu!” Laki-laki itu berkata, “Aku punya satu dinar lagi!” Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Pergunakanlah untuk anak-anakmu!” Kata laki-laki itu, “Aku masih punya satu dinar lagi.” Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Pergunakanlah untuk pelayanmu!” Laki-laki itu berkata lagi, “Aku masih punya satu dinar lagi.” Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Terserahlah kepadamu, engkau lebih tahu menggunakannya”.

Hadits tersebut menggambarkan bahwa sedekah dalam bentuk harta baiknya mengutamakan orang terdekat. Sebelum memutuskan untuk bersedekah ke orang lain, pastikan hak keluarga termasuk anak, istri, orang tua, saudara sudah terpenuhi. Bila keluarga dan kerabat hidup berkecukupan, maka barulah sedekah itu diberikan kepada orang lain.

Prioritas pemberian sedekah kepada sanak kerabat adalah jika mereka termasuk kategori fakir, miskin, atau gharim (orang yang banyak utangnya).  Makna “tidak mampu”  beracuan pada batas orang yang berhak menerima zakat sesuai ketentuan agama. Jika kemampuan  diukur secara strata social, maka masing-masing wilayah bisa jadi berbeda sudut pandangnya.

Bersedekah Kepada Tetangga yang Membutuhkan

Dalam surat An-Nisa ayat 36 Allah memerintahkan untuk berbuat baik kepada tetangga. Dan segala bentuk kebaikan adalah sedekah.

Artinya “Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu.”

Tak hanya itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda kepada Abu Dzar, “Wahai Abu Dzar, jika kamu memasak sop, maka perbanyaklah kuahnya, lalu bagilah sebagiannya kepada tetanggamu”. (HR. Muslim)

Bersedekah Pada Mustahiq Zakat

Jika kondisi orang terdekat dan tetangga sudah lebih dari cukup, maka bisa bersedekah kepada orang yang juga berhak menerima zakat. Sedekah bisa untuk faqir & miskin, yatim piatu, orang yang terlilit hutang, dan orang yang benar-benar membutuhkan.

Jika masih bingung kemana harus bersedekah, maka bisa berikan kepada lembaga penyalur yang terpercaya. Mereka akan membantu untuk memberikan kepada yang berhak.

Demikian sedikit informasi seputar sedekah. Tak perlu menunggu harta berlimpah untuk bersedekah. Jika tidak bisa bersedekah dengan harta, maka berbuat baiklah kepada siapapun. Perbuatan baik akan dihitung sebagai sedekah. Nabi Muhammad bahkan bersabda bahwa tersenyum juga termasuk sedekah.

                                                                                                        تَبَسُّمُكَ فِي وَجْهِ أَخِيكَ صَدَقَةٌ

Senyum manismu dihadapan saudaramu adalah shadaqah” (HR. Tirmidzi)

Scroll to Top