4 Tips Mendidik Anak Jadi Pekerja Keras Melalui Hal Sederhana

Pribadi yang pekerja keras akan menghantarkan pada kesuksesan. Jika ingin memiliki anak yang pekerja keras, moms bisa lakukan tips di bawah ini.

Pekerja keras adalah lawan dari kata malas. Jika tidak ingin punya anak malas, maka anak harus dididik agar menjadi pekerja keras. Mendidik anak adalah tugas sepanjang hayat bagi orang tua. Bahkan sejak masih dalam kandungan, pendidikan untuk anak sudah bisa dimulai.

Masa anak-anak adalah masa yang tepat untuk menanamkan nilai-nilai kehidupan. Sebab jika sudah terlewat masanya, maka akan semakin susah untuk membentuk karakter anak.

Penanaman nilai karakter sangat menentukan kualitas kepribadian anak di masa depan. Salah satu karakter yang sangat penting dalam kehidupan adalah kerja keras. Keberhasilan seseorang dalam suatu hal sangat dipengaruhi oleh seberapa besar usaha dan kerja kerasnya. Memiliki kepribadian sebagai pekerja keras, tidak serta merta hadir dalam setiap orang. Kerja keras perlu dilatih melalui sebuah proses.

Cara Mendidik Anak Menjadi Pekerja Keras

Agar anak menjadi pribadi yang tekun dan pekerja keras, biasakan untuk menyelesaikan pekerjaan dari awal sampai akhir. Meski terdengar cukup mudah, namun perlu fokus dan ketekunan untuk melakukannya. Berikut hal-hal yang bisa dicoba untuk melatih anak menjadi pekerja keras.

1. Mengambil benda dari suatu tempat dan mengembalikannya setelah selesai.

Jiwa eksplorasi pada anak sering membuatnya mengambil dan memainkan berbagai benda. Saat rasa ingin tahunya sudah terjawab, biasanya anak akan mudah meninggalkannya. Terkadang, anak akan mengambil benda lain yang menarik perhatiannya. Jika dibiarkan, benda-benda tersebut bisa berserakan di mana-mana.

Mengendalikan anak untuk bertanggung jawab pada awalnya bukanlah hal mudah. Karena anak masih egosentris dan hanya melakukan yang ia inginkan. Saat itulah proses pembelajaran berlangsung. Anak harus bertanggung jawab dan berusaha merapikan kembali apa yang ia ambil. Menyimpan kembali benda  ke tempat semula butuh usaha. Jika berhasil dan diterapkan setiap hari, anak akan terbiasa hidup teratur, bertanggung jawab dan bekerja keras.

2. Menghabiskan makanan yang diambil

Sudah tidak asing lagi, anak-anak sering mengambil banyak makanan karena keinginan sesaat. Sayangnya, kapasitas perut mungilnya belum tentu sanggup menghabiskan. Kebiasaan ini tentunya tidak baik untuk si kecil. Untuk melatihnya jadi pekerja keras, motivasi anak untuk berusaha menghabiskan makanan yang ia ambil.

3. Tidak beralih ke pekerjaan lain sebelum benar-benar selesai.

Saat melakukan sesuatu yang monoton, anak cenderung mudah bosan. Tak jarang anak bergunta-ganti kegiatan hanya karena ingin mencoba sesaat. Jika dibiarkan, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang mudah bosan dan tidak tekun.

Untuk melatih ketekunan dan kerja kerasnya, motivasi anak agar tuntas dalam mengerjakan sesuatu. Seperti contoh, anak sedang bermain masak-masakan, lalu datang seorang teman mengajaknya bermain congklak. Pada umumnya anak akan beralih perhatian ke permainan baru dan meninggalkan yang lama. Pada situasi seperti itu ajarkan anak untuk merapikan mainan masak-masakan terlebih dahulu sebelum berpindah ke permainan baru.

4. Untuk mendapatkan keinginan perlu usaha.

Untuk poin yang satu ini, saya mengadopsi metode koin kebaikan yang dijalankan oleh Ayah Edy. Beliau melatih anak-anaknya untuk mengumpulkan koin kebaikan yang nantinya bisa ditukarkan dengan barang atau apapun yang diinginkan anaknya. Setiap melakukan kebaikan, anaknya akan mendapatkan satu koin. Sebaliknya, koinnya akan berkurang jika anak melanggar perjanjian yang ditetapkan.

Sedikit berbeda dengan Ayah Edy, saya menerapkan hari kerja untuk anak. Kami membuat kesepakatan tentang hari, jenis pekerjaan dan upah yang didapat. Setiap weekday, saya dan anak-anak berbagi tugas untuk menjaga kebersihan rumah. Semua itu dilakukan sebagai kewajiban. Berbeda untuk weekend,  saya memberikan pilihan pada anak-anak untuk mengerjakan pekerjaan tambahan seperti membersihkan kaca, sofa, kipas angin dan lain-lain.

Setiap satu pekerjaan bernilai rupiah dan dapat diakumulasikan sesuai banyaknya pekerjaan yang diselesaikan dengan baik. Hasil uang bisa langsung digunakan oleh anak untuk membeli sesuatu atau ditabung terlebih dahulu.

Berawal dari hal-hal sederhana, kita dapat membentuk kepribadian anak. Gunakan usia keemasan untuk menanamkan nilai-nilai karakter pada anak. Layaknya tanaman yang perlu perawatan dan proses untuk berkembang, begitulah anak-anak kita. Biarkan ia berproses untuk menjadi pribadi baik yang berguna. Meski tidak langsung terlihat, apa yang kita tanamkan pada anak pasti akan berbuah.

Scroll to Top